Cerita Sex - Aku membuka gordin jendela kamarku, matahari pagi masih malu-malu untuk menunjukkan dirinya, aku terbangun karena suara ayam yg mulai berkokok. walau hidup ditengah kota, namun ada beberapa tetanggaku yg berhobi memelihara ayam. kulihat kembali kearah kasur, suamiku masih terbaring dengan lelap, walau jam 9 pagi dia harus sudah tiba ke kantor. kupandangi yg berada di antara kakinya dan tersimpan di dalam celananya, gumpalan dagingnya yg sangat besar yg berhasil membuatku teriak dan meringis nyeri pilu dengan ukurannya yg besar.
Kulangkahkan kakiku keluar kamar, badanku hanya tertutup oleh kimono handuk yg panjangnya melebihi lututku, didalamnya hanya ada tanktop dan hotpants. ku intip kamar anakku, kedua anakku masih terlelap dikamarnya. kedua pembantuku sudah terbangun, ada yg menyapu halaman, yg satunya sedang cuci piring hasil sisa makan malam tadi malam.
“mbak”, sapaku pada kedua pembantuku.
“pagi bu”, balasnya dengan lembut.
aku lalu membuka kulkas untuk menyiapkan sarapan untuk suamiku dan anakku yg akan bersekolah dan playgroup.
“masak apa bu hari ini?”, tanya pembantuku yg bernama Ijah. yg berurusan dengan dapur. sedangkan yg bernama Hesti yg berurusan dengan kebersihan rumah. namun walau begitu, keduanya saling membantu.
“sayur bayam ya, untuk sarapan aja”, balasku, lalu Ijah membantu menyiapkan panci dan lain-lainnya.
Waktu lewat dengan sungguh cepat, setelah selesai dengan sarapannya, suamiku bergegas berangkat ke kantor. sedangkan kedua anakku sudah diantar oleh Hesti dan diantarkan oleh satpam komplex bernama Parto.yang, aku berangkat dulu ya”, ujar suamiku, walau sudah lama menikah namun dia tetap saja memanggilku dengan sebutan ‘yang’.
“iya mas, hati-hati ya”, balasku dengan memberinya kecupan di pipinya. hal ini yg aku lakukan tiap hari pada suamiku. lalu dia bergegas berangkat, dan menyalakan mobilnya yg berjenis sedan yg berasal dari Jerman itu, yaitu Marcedez-Benz C-Class nya tahun 2012.
“haah akhirnya selesai mbak”, ujarku pada Ijah yg masih berada di dapur.
“iya bu, nanti siang masak apa?”, tanya Ijah padaku.
“yg gampang aja, tempe penyet aja ya, bapak kan pulang sore seperti biasa”, balasku padanya.
“iya bu”, balasnya singkat dan menunduk.
“yauda, aku ke kamar dulu, mau mandi”, ucapku pada Ijah.
lalu aku berjalan ke kamarku, badanku rasanya berkeringat lengket setelah masak di dapur, rasanya ingin segera mandi dan wangi kembali.
setibanya dikamar, aku mengunci kamarku dan duduk di tepi kasur. secara keseluruhan aku sungguh bahagia dengan kehidupanku, hidup serba cukup dan nyaman. namun dari lubuk hati yg paling dalam, aku kurang puas dengan hubungan badanku dengan suami. saat akan berhubungan, ada rasa kurang menikmati, dan selain itu ada rasa bosan juga.
aku melangkahkan kakiku memasuki kamar mandi, kutanggalkan satu per satu baju yg menempel pada tubuhku hingga aku polos tak ada satu benangpun di badanku. aku pandangi dengan seksama di depan kaca. rambutku yg pendek seleher membuatku semakin anggun saat telanjang. ukuran payudara yg tak terlalu besar, dan badanku yg ramping membuatnya pas menempel di badanku dan vagina yg selalu bersih dari bulu.
tangan kananku menyentuh bibir vaginaku dan aku buka bibir itu, sehingga aku bisa menggapai klitorisku.
“ssshhhhhhh ahhhhhhhhhhh yaaampuuun enak bangeeeet”, desah panjangku saat aku membelai klitorisku.walau aku sudah menikah, dan dulunya perawan, namun aku sudah kenal dengan masturbasi sejak aku dibangku SMA, walau begitu aku cukup bangga bisa menjaga perawanku hingga menikah. sebagai keturunan arab, keperawanan adalah hal yg sangat penting, harus dan hanya dipersembahkan untuk suami. pernah ada cerita dari saudara tuaku bahwa ada suami yg mengembalikan istrinya pada malam pertama setelah mengetahui jika istrinya pernah melakukan hubungan dengan lelaki lain yg mengakibatkan perawannya hilang. sungguh malu bukan main untuk kedua keluarga terutama dari keluarga wanita yg kecolongan hingga anaknya bisa kentot dengan bebas. aku tak ingin begitu.
flashback saat kuliah.
(POV BELLA)
perkuliahan menginjak pada semester 2. jauh sebelum aku mengenal suamiku saat ini. pada saat berkuliah, aku bisa di bilang easy going. aku memiliki sahabat wanita bernama Winny dan Diana, selain itu kami juga memiliki sahabat lelaki yg bernama Gerry. layaknya seorang sahabat kami selalu bersama, namun khusus dengan Gerry kami jarang bertemu, namun sekalinya bertemu banyak sekali yg kami ceritakan, tapi kami berjanji untuk tidak menggunakan hati. selain itu Gerry juga memiliki pacar yang sedang berkuliah di Solo, maka dia dengan pacarnya LDR. jarak antara Surabaya-Solo tidak bisa ditempuh dalam waktu singkat, sehingga pertemuan mereka saat akhir semester.
“panas ya tumben”, ujar Winny.
“iya nih, renang enak nih”, balasku.
“eh Gerry gak kelihatan kemana doi”, tanya Winny pada kami, kami berempat memang bersahabat, namun nampaknya Gerry yang paling malas berkuliah, selain itu aku yg paling akrab dengan Gerry.
“hmm gak tau”, balasku singkat.
mumpung di kantin kami bertiga lantas turut pesan makan siang, makanan favoritku adalah gado-gado. sembari makan kami juga bergossip apa saja yg bisa dijadikan pembicaraan, rasa panas sudah tak kami hiraukan lagi.
“heeey ladieeees”, sapa dari seorang cowok yg suaranya khas dan dalam.
“eh elu Ger, kemana aja?”, tanya Diana.
“haha lagi males masuk tadi, terus nongkrong di kantin deket rektorat”, balas dia dengan santai dan mengambil gelas Winny dan dia minum tanpa bertanya.
“eh eh eh langsung ambil aja”, protes Winny pada Gerry.
“haha gapapa laaah seperti dengan siapa aja”, balas Gerry.
lalu kami berempat lanjut ngobrolnya hingga sore hari, dan akhirnya satu per satu kami berpamitan balik pulang.
“eh Bell, langsung pulang lu? nebeng dong sampai rumah, aku gak bawa mobil, tadi naik uber”, tanya Gerry padaku, rumah kami tidak berdekatan, namun untuk pulang, aku bisa lewat daerah rumah Gerry.
“hmm yauda yuk”, ajakku.
setibanya di dalam mobil, Gerry langsung duduk dan memasang sabuk pengaman, dan aku sibuk menghidupkan mesin mobil.
“gimana Mauren?”, tanyaku memecah keheningan sambil menunggu mobil untuk panas.
“gak gimana-gimana, kangen banget guwe gilak”, balas dia.
“anjir kangen haha, bisa ya cowok kangen banget gitu”, tanyaku kembali.
“kangen lah, punya pacar kok”, balas dia dengan sok keren.
“halah, paling hanya kangen digoyang dikamar aja haha”, balasku dengan bercanda.
“haha termasuk itu juga”, balas dia santai. Gerry ini memang cowok yg doyan ngentot, dan dia sangat terbuka cerita kepada kami.
“nah kan hahahha dasar mesum lu”, balasku sambil menjalankan mobil untuk memulai perjalanan.
“eh tanya dong Bell, bener yah keturunan arab gak boleh ngentot sebelum nikah?”, tanya dia padaku.
“haha pertanyaannya gilalu, ya pada dasarnya kan semua kudu nikah dulu, Ger, tapi keturunan arab kalau ketahuan udah gak perawan, suami mu akan melaporkan pada keluargaku, bayangin aja kan”, terangku pada Gerry.
“wah berat ya kalau pas pengin gitu haha”, balas dia.
“ya pakai cara lain lah hahaha”, balasku santai.
“haha njir, ngaceng nih bahas ginian, udah ah”, terang dia.
“anjiiiiiirrrrr Gerry paraaahhhh”, teriakku.
setelah obrolan sedikit mesum itu, kamipun menyudahi obrolan itu dan gantian membahas yg lain. hingga akhirnya tiba dirumah Gerry, dia pun turun dan aku memacu mobilku kearah rumahku.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.